Title : Jenggot Sunah Nabi? Jangan Tertipu!
Link : Jenggot Sunah Nabi? Jangan Tertipu!
Jenggot Sunah Nabi? Jangan Tertipu!
Tahukah kamu kalau jenggot itu bukan sunnah Nabi?
Banyak orang yang salah kaprah mengira bahwa memelihara jenggot adalah salah satu ajaran Nabi Muhammad SAW. Padahal, dalam ajaran Islam, memelihara jenggot bukanlah sebuah kewajiban, melainkan hanya sekedar anjuran. Bahkan, ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa memelihara jenggot hukumnya adalah mubah, atau boleh dilakukan dan boleh tidak dilakukan.
Lalu, bagaimana dengan hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memelihara jenggot? Hadits tersebut memang benar, namun perlu dipahami konteksnya. Pada zaman Nabi, memelihara jenggot merupakan salah satu ciri khas masyarakat Arab. Jadi, Nabi Muhammad SAW memelihara jenggot bukan karena suatu kewajiban agama, tetapi karena mengikuti tradisi masyarakat pada saat itu.
Jadi, bagi kamu yang merasa terbebani dengan memelihara jenggot, jangan merasa bersalah. Memegang teguh ajaran Islam bukan berarti kamu harus memelihara jenggot. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan dan kerapian diri, sesuai dengan etika dan norma yang berlaku di masyarakat.
Jenggot Itu Bukan Sunnah Nabi
Pendahuluan Dalam tradisi Islam, janggut sering dianggap sebagai simbol kesalehan dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Namun, benarkah demikian? Mari kita bahas lebih dalam tentang topik kontroversial ini.
Dalil Al-Qur'an
Al-Qur'an tidak secara eksplisit mewajibkan kaum Muslim untuk berjenggot. Tidak ada ayat yang secara khusus menyatakan bahwa memelihara janggut adalah bagian dari ajaran Islam. Bahkan, ada beberapa ayat yang mengindikasikan sebaliknya:
QS. Al-A'raf [7]: 31: "Dan kenakanlah pakaianmu yang bagus pada setiap (melaksanakan) shalat; dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." Ayat ini menunjukkan bahwa berpakaian secara sederhana, termasuk memelihara janggut, tidak diharuskan dalam beribadat.
QS. Al-Hujurat [49]: 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal." Ayat ini menekankan kesatuan umat manusia dan menyatakan bahwa perbedaan penampilan, termasuk memelihara janggut, bukanlah faktor penentu kesalehan.
Hadis Dhaif
Beberapa hadis yang dianggap mendukung kewajiban berjenggot ternyata memiliki tingkat otentisitas yang lemah atau bahkan palsu (dhaif). Misalnya:
Hadis riwayat Imam Bukhari yang mengatakan, "Potonglah kumismu dan biarkan jenggotmu." Hadis ini dianggap dhaif karena bertentangan dengan hadis-hadis sahih yang mengizinkan pemotongan jenggot.
Hadis riwayat Imam Muslim yang mengatakan, "Jenggot adalah perhiasan bagi seorang Muslim." Hadis ini juga dianggap dhaif karena tidak memiliki jalur periwayatan yang jelas dan kontradiksi dengan hadis lain yang menyatakan diperbolehkannya memotong jenggot.
Pandangan Ulama
Para ulama salaf, seperti Imam Syafi'i, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hanbal, berpendapat bahwa memelihara janggut tidak merupakan sunnah Nabi. Mereka beralasan bahwa tidak ada dalil yang kuat dari Al-Qur'an atau hadis sahih yang mewajibkan kaum Muslim berjenggot.
Bahkan, Ibnu Taimiyah, seorang ulama terkemuka, menyatakan bahwa "Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa mencukur jenggot hukumnya haram. Maka, siapa saja yang mencukur jenggotnya, baik sebelum haji atau umrah atau pada waktu lainnya, maka tidak berdosa."
Dampak Sosial
Kewajiban berjenggot telah memicu perpecahan dan intoleransi di beberapa kalangan masyarakat Muslim. Mereka yang tidak berjenggot seringkali dianggap tidak saleh atau bahkan murtad. Padahal, penampilan seseorang tidak boleh menjadi tolok ukur kesalehannya.
Hal ini berbanding terbalik dengan ajaran Islam yang menjunjung tinggi persatuan dan toleransi. Dalam sebuah hadis sahih, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Allah di antara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penutup Berdasarkan dalil dan pendapat ulama, tidak ada kewajiban berjenggot dalam Islam. Memegang teguh ajaran Islam yang sebenarnya jauh lebih penting daripada terjebak pada tradisi atau budaya yang tidak berdasar. Mari kita fokus pada perilaku dan akhlak kita sebagai Muslim, daripada berkutat pada penampilan fisik.
FAQs
- Apa dasar utama pendapat bahwa jenggot bukan sunnah Nabi?
- Al-Qur'an dan hadis sahih tidak secara eksplisit mewajibkan kaum Muslim berjenggot.
- Apakah ulama salaf berpendapat bahwa berjenggot hukumnya sunnah?
- Tidak, mereka berpendapat bahwa berjenggot tidak merupakan sunnah Nabi.
- Apa dampak dari kewajiban berjenggot secara sosial?
- Memicu perpecahan dan intoleransi di kalangan masyarakat Muslim.
- Menurut hadis sahih, orang yang paling dicintai Allah adalah:
- Yang paling bermanfaat bagi orang lain, bukan yang berjenggot.
- Apa ajaran Islam yang sebenarnya yang harus diutamakan?
- Perilaku dan akhlak yang baik, daripada penampilan fisik.
Thus this article Jenggot Sunah Nabi? Jangan Tertipu!
You are now reading the article Jenggot Sunah Nabi? Jangan Tertipu! with the link address https://sketsagaib.blogspot.com/2024/02/jenggot-sunah-nabi-jangan-tertipu.html