Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa

Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa - Hello friend Sketsa Ghaib, In the article that you read this time with the title Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa, we have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the post content Article Bulan, Article dalam, Article Dibalik, Article Disebut, Article Jawa, Article Misteri, Article Muharram, Article Suro, Article Tradisi, Article yang, what we write can make you understand.Happy reading.

Title : Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa
Link : Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa

Related Links


Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa

mengapa muharram disebut bulan suro dalam tradisi jawa ini alasannya

Tahukah Anda mengapa bulan Muharram disebut Bulan Suro dalam tradisi Jawa? Ada alasan menarik di balik penamaan ini yang sarat akan nilai budaya dan kepercayaan masyarakat Jawa.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Muharram atau Suro merupakan bulan yang dianggap keramat dan penuh dengan kekuatan gaib. Bulan ini diyakini sebagai saat di mana penghuni alam gaib atau makhluk halus lebih aktif dan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap dunia manusia. Oleh karena itu, masyarakat Jawa mengadakan berbagai ritual dan upacara adat pada bulan ini untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur dan meminta perlindungan dari kekuatan jahat.

Penamaan Bulan Suro berasal dari kata "Sura" yang merupakan nama seekor ikan pari raksasa dalam mitologi Jawa. Ikan pari ini dipercaya sebagai penjelmaan dari Dewa Wisnu, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Ikan pari besar ini melambangkan kekuatan dan perlindungan, sehingga masyarakat Jawa menganggapnya sebagai simbol keberuntungan dan keselamatan di bulan Muharram.

Dengan demikian, penamaan Muharram sebagai Bulan Suro dalam tradisi Jawa ini mencerminkan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap kekuatan gaib dan nilai budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan mereka. Bulan Suro menjadi bulan yang penuh dengan penghormatan, doa, dan harapan akan perlindungan dari segala marabahaya.

Mengapa Muharram Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa: Alasan yang Kaya Akan Makna

Di tanah Jawa, bulan pertama dalam kalender Islam, Muharram, memegang makna yang begitu sakral dan sering disebut sebagai "Bulan Suro". Penamaan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan berakar kuat pada tradisi, kepercayaan, dan sejarah panjang di Pulau Jawa.

Asal Usul Penamaan Bulan Suro

Asal usul penamaan Bulan Suro dapat ditelusuri hingga masa kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Dalam mitologi Jawa, bulan ke-10 dalam kalender Saka disebut "Asyura" atau "Asyurasa", yang berarti "hari kesepuluh". Ketika Islam masuk ke Jawa, bulan Asyura ini bertepatan dengan datangnya bulan Muharram, yang juga merupakan bulan ke-10 dalam kalender Hijriah.

Seiring berjalannya waktu, penyebutan "Asyura" mengalami perubahan menjadi "Suro", yang lebih mudah diucapkan dan diingat oleh masyarakat Jawa. Penamaan ini kemudian mengakar kuat dalam tradisi dan budaya masyarakat Jawa hingga saat ini.

Makna Filosofis Bulan Suro

Dalam tradisi Jawa, Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang penuh dengan kekuatan gaib dan mistis. Dipercaya bahwa pada bulan ini, gerbang antara dunia manusia dan dunia gaib terbuka lebar sehingga berbagai makhluk halus dapat berkeliaran dengan bebas.

Keyakinan ini membuat masyarakat Jawa memperlakukan Bulan Suro dengan penuh hormat dan kewaspadaan. Mereka melakukan berbagai ritual dan pantangan untuk menghindari hal-hal buruk yang konon bisa menimpa mereka pada bulan ini.

Pantangan dan Ritual Bulan Suro

Beberapa pantangan yang diyakini berlaku pada Bulan Suro antara lain:

  • Menggelar hajatan besar, seperti pernikahan atau sunatan
  • Pindah rumah atau merombak bangunan
  • Membeli tanah atau rumah

Sementara itu, beberapa ritual yang biasa dilakukan pada Bulan Suro antara lain:

  • Melakukan sedekah dan bertapa
  • Mengadakan upacara tradisi, seperti ruwatan atau larung sesaji
  • Mengadakan wayang kulit

Persepsi Modern tentang Bulan Suro

Seiring berjalannya waktu, persepsi masyarakat Jawa tentang Bulan Suro telah mengalami perkembangan. Keyakinan tentang kekuatan gaib dan pantangan telah berkurang seiring dengan meningkatnya rasionalisme dan modernisasi.

Namun, bagi banyak orang Jawa, Bulan Suro tetap menjadi bulan yang penuh dengan makna dan tradisi. Mereka tetap menghormati bulan ini dan melakukan beberapa ritual secara simbolis, seperti bersedekah dan mengadakan doa bersama.

Kesimpulan

Penamaan Bulan Suro dalam tradisi Jawa bukan sekadar kebetulan, melainkan cerminan dari perpaduan keyakinan, tradisi, dan sejarah yang mengakar kuat di masyarakat Jawa. Makna filosofis dan pantangan yang terkait dengan bulan ini telah membentuk karakter dan perilaku masyarakat Jawa selama berabad-abad. Meskipun persepsi modern telah mengubah beberapa aspek kepercayaan tersebut, Bulan Suro tetap menjadi bulan yang penting dan penuh makna bagi masyarakat Jawa hingga saat ini.

FAQ

  1. Mengapa Bulan Muharram disebut Bulan Suro dalam tradisi Jawa? Karena bertepatan dengan bulan Asyura dalam kalender Hindu-Buddha yang disebut "Asyurasa" yang berarti "hari kesepuluh".

  2. Apakah Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang sakral dalam tradisi Jawa? Ya, masyarakat Jawa menganggap Bulan Suro sebagai bulan yang penuh dengan kekuatan gaib dan mistis.

  3. Apa saja pantangan yang dipercaya berlaku pada Bulan Suro? Beberapa pantangan yang diyakini berlaku antara lain menggelar hajatan besar, pindah rumah, dan membeli tanah atau rumah.

  4. Apa saja ritual yang biasa dilakukan masyarakat Jawa pada Bulan Suro? Beberapa ritual yang biasa dilakukan antara lain bersedekah, bertapa, mengadakan upacara tradisi (seperti ruwatan atau larung sesaji), dan mengadakan pertunjukan wayang kulit.

  5. Apakah persepsi tentang Bulan Suro sudah berubah dalam masyarakat Jawa modern? Ya, seiring dengan meningkatnya rasionalisme dan modernisasi, keyakinan tentang kekuatan gaib dan pantangan pada Bulan Suro telah berkurang. Namun, bagi banyak orang Jawa, Bulan Suro tetap menjadi bulan yang penuh dengan makna dan tradisi.

.


Thus this article Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa

That's all article Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa this time, hopefully it can benefit you all. See you in another article post.

You are now reading the article Misteri Dibalik Muharram yang Disebut Bulan Suro dalam Tradisi Jawa with the link address https://sketsagaib.blogspot.com/2024/02/misteri-dibalik-muharram-yang-disebut.html
close