Santri Terima Zakat: Antara Hak dan Kewajiban yang Mengharukan

Santri Terima Zakat: Antara Hak dan Kewajiban yang Mengharukan - Hello friend Sketsa Ghaib, In the article that you read this time with the title Santri Terima Zakat: Antara Hak dan Kewajiban yang Mengharukan, we have prepared this article well for you to read and take information in it. hopefully the post content Article Antara, Article Kewajiban, Article Mengharukan, Article Santri, Article Terima, Article yang, Article Zakat, what we write can make you understand.Happy reading.

Title : Santri Terima Zakat: Antara Hak dan Kewajiban yang Mengharukan
Link : Santri Terima Zakat: Antara Hak dan Kewajiban yang Mengharukan

Related Links


Santri Terima Zakat: Antara Hak dan Kewajiban yang Mengharukan

santri menerima zakat bagaimana hukumnya

Bolehkah Santri Menerima Zakat? Begini Hukumnya

Sebagai kaum muslim, kita diwajibkan untuk mengeluarkan zakat. Namun, tahukah Anda siapa saja yang berhak menerima zakat? Dalam artikel ini, kita akan membahas hukum santri menerima zakat.

Menjadi santri adalah sebuah pengorbanan. Mereka meninggalkan keluarga dan kampung halaman untuk menimba ilmu agama. Biaya pendidikan dan kehidupan di pesantren tentu tidak sedikit, sehingga banyak orang yang bertanya, apakah santri berhak menerima zakat?

Hukum Santri Menerima Zakat

Menurut pendapat mayoritas ulama, santri termasuk dalam kategori fakir atau miskin yang berhak menerima zakat. Hal ini karena mereka memenuhi syarat sebagai orang yang tidak memiliki penghasilan tetap dan membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selain itu, santri juga termasuk dalam kategori fi sabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Mereka belajar dan menuntut ilmu agama untuk menegakkan syariat Islam dan menyebarkan ajaran kebaikan. Oleh karena itu, mereka juga berhak menerima zakat.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa santri berhak menerima zakat karena mereka termasuk dalam kategori fakir, miskin, dan fi sabilillah. Zakat yang mereka terima dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan mereka, sehingga mereka dapat terus menimba ilmu agama dengan baik.

Santri Penerima Zakat: Perspektif Hukum Islam

Pengantar

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi setiap muslim yang mampu. Adapun penerima zakat telah ditentukan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, salah satunya adalah santri. Artikel ini akan mengulas hukum Islam mengenai santri sebagai penerima zakat.

Pengertian Santri

Santri adalah sebutan bagi siswa atau mahasiswa yang menimba ilmu agama Islam di lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, atau perguruan tinggi Islam. Santri umumnya berasal dari keluarga kurang mampu dan membutuhkan dukungan finansial untuk melanjutkan pendidikannya.

Hukum Santri Menerima Zakat

Hukum santri menerima zakat termasuk dalam kategori "riqab" atau "hambatan jiwa". Riqab adalah orang-orang yang mengalami kesulitan finansial sehingga menghambat mereka untuk melakukan ibadah atau kegiatan produktif. Santri yang memenuhi kriteria ini berhak menerima zakat.

Syarat Santri Menerima Zakat

Santri yang berhak menerima zakat harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya:

  • Muslim
  • Fakir atau miskin (tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya)
  • Gharim (terlilit utang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya)
  • Fisabilillah (berjuang di jalan Allah, seperti menuntut ilmu)
  • Mu'allaf (orang yang baru masuk Islam)
  • Ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal)

Keutamaan Santri Menerima Zakat

Santri memiliki keutamaan untuk menerima zakat karena beberapa alasan, antara lain:

  • Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
  • Santri merupakan calon ulama dan dai yang akan menyebarkan ajaran Islam.
  • Mendukung pendidikan santri merupakan investasi jangka panjang untuk kemajuan Islam.

Prosedur Santri Menerima Zakat

Untuk menerima zakat, santri perlu mengajukan permohonan kepada pihak yang berwenang, seperti lembaga amil zakat atau masjid. Permohonan tersebut harus disertai dengan bukti-bukti pendukung, seperti surat keterangan dari pesantren atau madrasah yang menyatakan bahwa santri tersebut memang layak menerima zakat.

Penyaluran Zakat untuk Santri

Zakat yang diterima santri dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti:

  • Biaya pendidikan (biaya sekolah, buku, dan alat tulis)
  • Biaya hidup (makan, minum, dan tempat tinggal)
  • Biaya perjalanan untuk menuntut ilmu
  • Biaya kesehatan
  • Biaya menikah (bagi santri yang sudah dewasa)

Tanggung Jawab Santri Penerima Zakat

Santri yang menerima zakat memiliki tanggung jawab, antara lain:

  • Mensyukuri dan menggunakan zakat dengan sebaik-baiknya.
  • Mendoakan para muzakki (pemberi zakat).
  • Memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk menyebarkan ajaran Islam.

Kesimpulan

Dalam perspektif hukum Islam, santri termasuk dalam kategori penerima zakat yang berhak menerima bantuan finansial dari umat Islam yang mampu. Santri memiliki keutamaan untuk menerima zakat karena menuntut ilmu merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan merupakan investasi jangka panjang untuk kemajuan Islam. Oleh karena itu, mendukung pendidikan santri melalui zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang memiliki kelebihan harta.

FAQ

  1. Bolehkah santri yang kaya raya menerima zakat? Tidak, zakat hanya boleh diberikan kepada santri yang fakir atau miskin.

  2. Apakah zakat boleh digunakan untuk biaya membangun pesantren? Tidak, zakat hanya boleh digunakan untuk keperluan individu, bukan untuk pembangunan infrastruktur.

  3. Bagaimana jika zakat yang diterima santri berlebih? Sisa zakat yang berlebih harus dikembalikan kepada pihak yang berwenang atau disalurkan kepada penerima zakat lainnya.

  4. Apakah santri di luar negeri berhak menerima zakat? Ya, santri di luar negeri yang memenuhi syarat berhak menerima zakat asalkan zakat tersebut disalurkan melalui lembaga amil zakat yang terpercaya.

  5. Bagaimana jika santri malas belajar? Santri yang malas belajar tidak berhak menerima zakat karena tidak memenuhi kriteria "fisabilillah".

Video Zakat Fitrah untuk Santri / Pelajar Miskin, Sahkah? - Buya Yahya Menjawab